Ad Code

Responsive Advertisement

Hadirkan Program Double Degree, Prodi KVT IPB Gandeng Institut Agro-Montpellier Prancis

Ketua Program Studi KVT IPB University, Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, D.E.A

Alumni Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika memiliki peluang kerja yang luas di berbagai sektor, tidak hanya lingkungan hidup dan kehutanan, tetapi juga kelautan, pertambangan, dan energi terbarukan.

Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika (KVT) IPB University, berhasil menghadirkan program double degree melalui kerja sama dengan Institut Agro-Montpellier, Prancis. Sebuah skema pendidikan yang memungkinkan mahasiswa menempuh studi di dua perguruan tinggi dan memperoleh dua gelar akademik sekaligus.

Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas akademik dan daya saing mahasiswa yang berwawasan global, serta memperkuat jejaring internasional, agar mampu menjawab tantangan konservasi keanekaragaman hayati yang semakin kompleks di tingkat nasional maupun internasional.

Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, D.E.A, selaku Ketua Prodi KVT saat ditemui di ruang kerjanya membenarkan bahwasanya Prodi KVT telah menjalin kerja sama dengan Institut Agro-Montpellier, Prancis. Salah satu kampus terbaik di daratan Eropa yang memiliki banyak pilihan program studi.

“Kita sudah MoU dengan Institut Agronomi de Montpellier, Perancis. Ini adalah salah satu kampus terbaik di Eropa. Dan banyak pilihan program studi yang ditawarkan,” ujar Prof. Yanto.

Selain itu, Prodi KVT juga tengah membangun kerja sama dengan Nancy University di Nancy, Prancis. Apabila kerja sama ini mulai berjalan pada tahun ini, diharapkan ke depannya semakin banyak mahasiswa yang berkesempatan mengikuti program double degree.

Terkait pentingnya program double degree, Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University ini menambahkan bahwa pengalaman belajar di luar negeri mendorong alih teknologi serta memperluas wawasan dan jejaring melalui paparan teknologi, sarana, dan budaya akademik yang lebih beragam dibandingkan pembelajaran yang hanya berlangsung di dalam negeri.

“Tentunya wawasan akan bertambah dengan bagaimana belajar di luar negeri, bagaimana teknologi di sana, bagaimana kelengkapan sarana peserta akademik di sana, sehingga diharapkan mahasiswa akan punya wawasan dan networking yang lebih luas,” tambahnya.

Berkaitan dengan prospek dan peluang karir ke depan, Alumnus Universite Paul Sabatier Toulouse tersebut menuturkan bahwa Presiden telah mengeluarkan Instruksi Presiden (INPRES No. 1 Tahun 2023) kepada berbagai kementerian untuk mengarusutamakan konservasi keanekaragaman hayati dalam pembangunan.

Dalam kerangka green economy, keanekaragaman hayati menjadi sumber daya strategis bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, alumni Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika memiliki peluang kerja yang luas di berbagai sektor, tidak hanya lingkungan hidup dan kehutanan, tetapi juga kelautan, pertambangan, dan energi terbarukan.

Di akhir wawancara, Prof. Yanto mengungkapkan bahwa keanekaragaman hayati merupakan modal utama pembangunan bangsa. Sejalan dengan itu, calon mahasiswa diharapkan tertarik untuk bergabung dalam program ini, mengingat ke depan negara membutuhkan sumber daya manusia dalam jumlah besar dengan kompetensi yang sesuai dengan kualifikasi lulusan Program Studi KVT.